Sindikasi welcomepage.okezone.com

Berita-berita Okezone pada kanal welcomepage // via fulltextrssfeed.com

"Tak Logis Bertahan di Bayern"

Monday 27 October 2014 05:03 PM UTC+00

MADRID – Musim panas lalu, jadi momen pijakan baru buat karier Mario Mandzukic. Sudah merasa tak rasional atau logis untuk tetap bertahan di Bayern Munich, bomber Hrvatska (Kroasia) itu pun memilih hijrah ke Vicente Calderón.

Atlético Madrid jadi pelabuhan baru Mandzukic. Setelah dirasa takkan lagi punya kesempatan bermain reguler di Allianz Arena, penggedor berusia 28 tahun itu sedianya laris tawaran, baik dari klub-klub Premier League, maupun Serie A Italia.

Namun, ketika proposal dari Atléti mendatanginya, Mandzukic tak ragu dan pikir dua kali untuk langsung menerima lamaran Los Colchoneros. Sebuah jalan karier yang dianggapnya tak keliru.

"Saya memilih jalan yang tepat untuk karier saya. Selama masa negosiasi, saya segera menyadari dua hal – mereka sangat menginginkan saya dan mereka sangat serius dan profesional," papar Mandzukic kepada AS, Selasa (28/10/2014).

"Proyek mereka menarik perhatian saya dan saya senang menjadi bagian dari rencana mereka. Saya tak bisa memilih tim yang lebih baik (dari Atléti). Saya juga cepat diterima fans," lanjutnya.

Mereka mencintai pemain yang memberi 100 persen kemampuan dan itu alasannya mengapa Atléti punya atmosfer terbaik di liga. Atmosfernya fantastis dan Calderón memotivasi para pemain hingga ke awan (level tinggi.red)," sambung Mandzukic.

Padahal sebelumnya, Mandzukic sempat mengira sepakbola Inggris akan lebih cocok untuknya. Namun, seperti yang sudah terurai di atas, Mandzukic mengaku tak bisa tidak untuk langsung menerima tawaran kampiun La Liga musim lalu itu.

"Tak logis buat saya bertahan di Bayern. Saya punya beberapa proposal dari Inggris dan saya pikir akan cocok buat gaya permainan saya. Ada pula ketertarikan dari Italia dan Rusia. Tapi saat tawaran Atlético datang, saya tak lagi menoleh tawaran lain," imbuhnya lagi.

Untuk saat ini, Mandzukic pribadi belum bisa fasih berbahasa Spanyol. Pun begitu, Mandzukic percaya bahwa bahasa sepakbola merupakan bahasa yang universal. Oleh karenanya, berbagai arahan dari entrenador Diego Simeone bisa diterima otaknya tanpa kesulitan berarti.

"Meski saya tak bisa berbahasa Spanyol, bahasa sepakbola lebih mudah dipahami. Saya tak kesulitan untuk mengerti pelatih. Gaya dan gairahnya untuk sukses juga sudah jelas dan itu yang membuat saya terkesan. Dia seorang pejuang, orang yang tak senang berpura-pura dan selalu mengatakan apa yang dipikirkannya," tutup Mandzukic.

You received this email because you set up a subscription at Feedrabbit. This email was sent to you at tyrayudiz+trends@gmail.com. Unsubscribe or change your subscription.

Categories:

Leave a Reply